Teknologi Slim Hole Drilling Dalam Pengembangan Energi Geothermal di Indonesia
DOI:
https://doi.org/10.31599/8df73n13Keywords:
Slim Hole Drilling, Geothermal, Potensi Panas BumiAbstract
Potensi geothermal di Indonesia sangat besar, namun saat ini pemanfaatannya dalam bauran energi nasional masih jauh dari harapan. Dari data terbaru Badan Geologi, potensi panas bumi Indonesia adalah sebesar 23,9 Giga Watt (GW) sampai tahun 2019. Adapun pemanfaatannya berdasarkan data dari Direktorat Panas bumi baru sekitar 8,9% atau 2.130,6 MW yang sudah berproduksi dan dikembangkan. Biaya eksplorasi yang tinggi, juga biaya pada saat pengembangan menjadi kendala investasi tersendiri, karena memerlukan biaya yang sangat besar. Dari komponen biaya-biaya tersebut, yang paling dominan adalah biaya pemboran, sehingga efesiensi dan efektivitas operasi pemboran menjadi sangat penting. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana teknologi metode slim hole drilling bisa membantu dalam upaya mengembangkan potensi energi panas bumi di Indonesia, melalui efesiensi biaya pemboran. Metode slim hole drilling adalah metode pengeboran sumur dengan diameter lebih kecil dari yang digunakan pada sumur konvensional di daerah tersebut. Diameter yang lebih kecil membantu mengurangi waktu dan biaya rig serta mengurangi biaya pipa. Slim hole drilling memiliki kelebihan seperti biaya operasi yang lebih rendah dibandingkan dengan conventional drilling dan tidak perlu membangun infrastruktur (jalan, suplai air), sehingga dihasilkan total well cost biaya pemboran yang lebih murah. Jadi dengan menggunakan metode ini diharapakan potensi energi panas bumi di indonesia bisa dapat di manfaatkan dengan baik dalam masa yang akan datang. Dibutuhkan juga komitmen investasi yang besar agar bisa dapat menjangkau potensi panas bumi dalam lokasi reservoir panas bumi yang sulit dijangkau.