Identifikasi Pemodelan 2D dan Suhu Permukaan Daerah Panas Bumi Gunung Gede-Pangrango, Jawa Barat menggunakan Metode Gravitasi
DOI:
https://doi.org/10.31599/q44a0603Keywords:
Forward Modelling, Gunung Gede Pangrango, Geothermal, Land Surface TemperatureAbstract
Pertumbuhan penduduk dan industri yang meningkat, menyebabkan kebutuhan energi listrik meningkat. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan energi panas bumi yang ramah lingkungan, dengan melihat kondisi geografis Indonesia yang dilalui oleh cincin api. Salah satu daerah yang memiliki potensi panas bumi adalah Gunung Gede-Pangrango, Jawa Barat. Oleh karena itu, sebuah penelitian dilakukan untuk menentukan struktur batuan yang menyusun sistem panas bumi daerah tersebut menggunakan gravity method, dan untuk melihat suhu permukaan area panas bumi menggunakan Suhu Permukaan Tanah (LST), adalah daerah panas bumi memiliki suhu 34,76 oC – 46,55 oC. Dalam mengolah data gravitasi, nilai yang diperoleh CBA kemudian dipisahkan menggunakan filter Butterworth dan pemodelan 2D menggunakan forward modelling. Interpretasi kualitatif menunjukkan distribusi panas bumi di daerah dengan nilai anomali tinggi mulai dari 318 mGal – 537,9 mGal. Sementara interpretasi kuantitatif menghasilkan dua pemodelan 2D cross-sectional tren SW-NE (Southwest-Northeast) dan NW-SE (Northwest-Southeast) yang terdiri dari 4 lapisan batuan. Lapisan kedua bagian terdiri dari aluvium sebagai caprock dengan nilai kepadatan 1,55 gr / c, m-3. dan 1,5 gr/c,m-3.. Tuff breccia dengan nilai kepadatan 2,73gr/,cm-3. dan 2,55 gr/c,m-3. sebagai waduk. Basaltik dengan nilai kepadatan 2,99 gr / c, m-3. dan 2,84 gr/,cm-3. sebagai basement. Dan basal andesit dengan kepadatan nilai 2,54 gr / c, m-3. dan 2,73 gr/c,m-3. sebagai sumber panas.