Indikasi Geografis Dalam Mendukung Pengembangan Kawasan  Wisata Pertanian

Authors

  • Puti Mayang Seruni Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Islam Riau
  • Sridevi Ayunda Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Islam Riau
  • Budi Agus Riswandi Fakultas Hukum, Universitas Islam Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31599/krtha.v18i2.1583

Keywords:

Indikasi Geografis , Kawasan Wisata Pertanian

Abstract

Intellectual Property Rights in the form of geographical indications play a role in optimizing products with local regional wisdom, so that these products have economic value that can help the local communities. One of them is through Geographical Indication-based Agrotourism. However, the realization of a geographical indication application is complicated, takes a long time and is expensive. Good planning and management programs are also needed after obtaining geographical indications. This research aims to explore geographical indication policies in Indonesia, as well as elaborating on the potential of geographical indications as a key instrument in developing agricultural tourism areas. This research uses a normative approach with analytical descriptive. The data source used is secondary data consisting of primary legal materials in the form of Law Number 20 of 2016 concerning Trademarks and Geographical Indications and secondary legal materials. This research provides an overview of the history of geographical indication regulations in Indonesia. The geographical indication policy is expected to provide legal protection for products with reputation, quality and special characteristics due to geographical factors in the region of origin. To realize geographical indication-based agrotourism, awareness is needed from all parties, both the government and the community protecting geographical indications. Good governance and careful planning need to be prioritized. It is necessary to strengthen the environment, social and culture in society to build tourism-friendly areas.   Hak Kekayaan Intelektual berupa indikasi geografis berperan dalam optimalisasi produk dengan kearifan lokal daerah sehingga memiliki nilai ekonomi yang dapat memajukan kesejahteraan masyarakat setempat. Salah satunya melalui Agrowisata berbasis Indikasi Geografis. Namun realiasasi permohonan indikasi geografis ini rumit, membutuhkan waktu lama, dan mahal. Perencanaan dan program pengelolaan yang baik juga diperlukan pasca perolehan indikasi geografis. Penelitian ini bertujuan untuk menggali terkait kebijakan indikasi geografis di Indonesia, serta mengelaborasi potensi indikasi geografis sebagai instrumen kunci dalam pengembangan kawasan wisata pertanian. Penelitian ini menggunakan pendekatan normatif yang bersifat deskriptif analitis. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer berupa Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis dan bahan hukum sekunder. Penelitian ini memberikan gambaran mengenai historis pengaturan indikasi geografis di Indonesia. Kebijakan indikasi geografis diharapkan dapat memberikan pelindungan hukum terhadap produk dengan reputasi, kualitas dan karakteristik khusus karena faktor geografis daerah asal. Untuk mewujudkannya agrowisata berbasis indikasi geografis perlu kesadaran dari semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat pelindung indikasi geografis. Tata kelola yang baik serta perencanaan dari hulu hingga hilir yang matang perlu di prioritaskan. Untuk membangun daerah ramah wisata maka penguatan lingkungan, sosial dan budaya dalam masyarakat menjadi komponen penting

Downloads

Download data is not yet available.

References

Apriansyah, Nizar. “Perlindungan Indikasi Geografis Dalam Rangka Mendorong Perekonomian Daerah.” Jurnal Penelitian Hukum De Jure 18, no. 4 (2018): 525–542.

Atsar, Abdul, diman ade Mulada, and hera alvina S. “Implementasi Perlindungan Dan Pengembangan Indikasi Geografis Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Sektor Industri Pariwisata Di Lombok Tengah.” Jurnal Jatiswara 38, no. 1 (2023): 28–41.

Direktorat Jenderal kekayaan Intelektual. Buku Indikasi Geografis, 2015.

Erlina B., Safytri Melisa, Seftiniara, and Intan Nurina. Perlindungan Hukum Indikasi Geografis. Lampung: Pusaka Media, 2020.

Hulfa, Ihyana, Ander Sriwi, and Rizal Kurniansah. “Strategi Pengembangan Agrowisata Di Perkebunan Kopi Gayo Desa Gunung Suku Kabupaten Aceh Tengah.” Jurnal Hospitality 9, no. 2 (2020): 271–281.

Jaelani, Abdul Kadir, I Gusti Ayu Ketut Rachmi Handayani, and Lego Karjoko. “Development Of Tourism Based On Geographic Indication Towards To Welfare State.” International Journal of Advanced Science and Technology 29, no. 3 (2020): 1227–1234.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Rencana Strategis Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif. Jakarta: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2020. https://api2.kemenparekraf.go.id/storage/app/resources/RENSTRA_opt_b6d790a042.pdf.

M, Andi Baso Ilmar, and Budi Agus Riswandi. “Geographical Indication of Kahayya Coffee as an Opportunity to Increase Regional Investment.” International Journal of Social Science and Education Research Studies 3, no. 1 (2023): 142–151.

Mardianis, and M. Rialdi Syaputra. “Analisis Prospektif Agroindustri Kopi Di Kabupaten Kerinci.” In PROSIDING SENANTIAS: Seminar Nasional Hasil Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 51. Jakarta: Universitas Pamulang, 2020.

Marina, Liza. “Reformasi Sistem Konstitutif Pada Indikasi Geografis Sebagai Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat.” Universitas Trisakti, 2021.

Muhaimin. Metode Penelitian Hukum. Mataram: Mataram University Pers, 2020.

Nugraha, Yudha Agung, and Imam Haryanto. “Hambatan Pendaftaran Indikasi Geografis Tahu Sumedang Sebagai Aset Potensial Daerah.” Jurnal Education And Development 9, no. 1 (2021): 119–130.

OK, Saidin H. Aspek Hukum Hak Kekayan Intelektual (Intellectual Property Rights), 2007.

Pratiwi, Ni Luh Puji, I Ketut Suamba, and Gede Mekse Korri Arisena. “Analysis of Amed Salt Farming Income in Purwa Kerhti Village, Abang District, Karangasem Regency, Bali.” Agribusiness Journal 5, no. 1 (2022): 18–23.

Puteri, Rinda Fitria Tamara, and Budi Santoso. “Urgensi Pemisahan Peraturan Perundangan Indikasi Geografis Dengan Peraturan Perundangan Merek Di Indonesia.” NOTARIUS 16, no. 1 (2023): 48–65.

Putranti, Deslaely, and Dewi Analis Indriyani. “Perlindungan Indikasi Geografis Oleh Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Pasca Sertifikasi Di Yogyakarta.” Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum 15, no. 3 (2021): 395–414.

Simatupang, Taufik H. “Hak Asasi Manusia Dan Perlindungan Kekayaan Intelektual Dalam Perspektif Negara Hukum.” Jurnal HAM 12, no. 1 (2021): 111–122.

Sulistianingsih, Dewi, and Apriliana Khomsa Kinanti. “Hak Karya Cipta Non-Fungible Token (NFT) Dalam Sudut Pandang Hukum Hak Kekayaan Intelektual.” Krtha Bhayangkara 16, no. 1 (2022): 197–206.

Suryahartati, Dwi, Firya Oktaviarni, and Windarto. “Geographical Indication Rights of Coffee Arabica Korintji Sumatera: Benefit Sharing Pattern Based on the Principle of Justice in the Context of Intellectual Property Law.” In Proceedings of the 4th Green Development International Conference (GDIC 2022), 692–701. Atlantis Press, 2022.

Winarno, Susilo Budi, and Tuti Panghastuti. “Analisis Persepsi Hak Indikasi Geografis Salak Pondoh Pada Komunitas Agrowisata Di Kabupaten Sleman.” Jounal Of Tourism Destination and Attraction 8, no. 1 (2020): 33–42.

Downloads

Published

2024-08-16

How to Cite

Indikasi Geografis Dalam Mendukung Pengembangan Kawasan  Wisata Pertanian. (2024). KRTHA BHAYANGKARA, 18(2), 394-405. https://doi.org/10.31599/krtha.v18i2.1583